Kamis, 29 Januari 2009

Bikin Belajar Selezat Coklat

Kata pak psikolog:
“menurut para pakar otak, ternyata stress bisa mempengaruhi ingatan kita.
Dalam kadar rendah stress meningkatkan pembentukan ingatan jangka panjang (apaan tuh!?!)
TAPI, dalam kadar terlalu tinggi, stress punya efek menghambat ingatan karena dampak racun pada neuron (ha?!? Semakin nggak dong???). OKI (oleh karena itu),
stress ada 2 macam:
a) eustress: stress yang dapat meningkatkan ingatan
b) distress: stress yang dapat menghambat ingatan”


Wahai, sohib-sohibku,,, Engkau tak akan mendapatkan ilmu kecuali dengan 6 hal: Cerdas, Tamak, Sunguh-sungguh, “Dirham”, Sohiban dengan guru, dan Lamanya waktu
ni penjabarannya:


Cerdasnya otakku

Iya, bener banget..! otak manusia emang luar biasa. Coba catet baek-baek berapa info penting tentang benda “kecil” dengan kemampuan BESAR ini: “ukurannya cuman segedhe anggur. Beratnya kira-kira sama dengan berat sebutir kol. Inilah satu-satunya organ yang nggak pernah bisa kita cangkok dan kita ---dengan adanya otak tersebut--- kita bisa jd diri kita sendiri ”Otak mengatur seluruh fungsi tubuh; ngendaliin kabanyakan perilaku dasar kita makan, tidur, ngangetin tubuh. Otaklah sang PJ (pananggung jawab) atas semua kegiatan kita yang amat canggih: nyiptain peradaban (keren khan?), musik. Seni, ilmu, dan bahasa. Harapan-harapan kita, pikiran kita, emosi kita, dan kepribadian kita semua dionggokkan disatu tempat didalamnya. Setelah ribuan ilmuwan mempelajari selama berabad-abad, hanya ada satu kata yang mengambarkannya: MENAKJUBKAN”


RAKUS ILMU

Tak selamanya rakus itu buruk lho, kalo rakus makan ya siap-siap aja perut jadi mules. Tubuh jadi gampang lemesss. Otak susah diajak mikir alias males. Rakus harta? Wah, nggak enak fren. Mau makan mahalan dikit (padahal bergizi lho) takut nggak bisa hemat. Giliran junk food, walaupun muahaal, cuman karena gengsi dan ikutan trend, malah dikomsumsi. Ck…ck…ck…! Gitu tuh kalo kurang ilmu. “ketipu” meluluMau beli buku-buku yang asyik punya lagi berguna, ga ada minat. Apa-apa di itung dengan untung-rugi. Wah bisa-bisa malah korupsi. Idiiih… nauzubilah min dzalik. Tapi beda kalo urusannya ama ilmu dijamin bermamfaat, dunia-akhirat! Kok bisa? Begini logikanya. Ilmu itu kalo dibagi ke orang lain malah bertambah, beda dengan makanan atau harta yang malah berkurang. Kalo kamu habis membaca tentang sesuatu, misalnya: mamfaat buah pisang untuk kesehatan. Lalu kamu berbagi dengan temanmu. Bahwa pisang itu mengenyangkan perut. Bisa sebagai penambah gizi. Bisa sebagai pencuci mulut (maksudnya mulut besih dari hal lain, karena udah penuh dengan pisang. Binggung khan? Samma kita-kita juga pada i-ung) maka ingatanmu akanpisang dan mamfaatnya akan lebih mantab. Apalagi jika kamu barengi dengan memberikan pisang kesukaanmu secara gratis kepada teman yang kamu certain. Wah dijamin ia akan seneng dan kamu pun akan dapet pahala sip dah pokoknya! (sst… kita dikirimi juga ya…)


Kesungguhan

Bener deh. Suer, deh!(tapi nggak usah dipake samber gledek) demi surga yang mengalir sungai-sungai. Nggak akan bener-bener dapet ilmu yang bener bila kita sendiri nggak bener-bener berusaha dengan bener (gile, leris banget “bener”nya ya?!)Kesungguhan itulah yang ngebedain orang sukses dengan si gatot (bukan nama tetangga sebelahmu, tapi “gagal total”) lha wong para pelawak terkenal sekali pun, ngakunya keberhasilan mereka di dunia “haha hihi” itu pun karena kesungguhan mereka. Nggak percaya? Tanyak aja pada on tarzan, mas kelik pelipur lara. Mpok atik juga boleh… Jadi nggak ada itu, fren, nggak ada! Mana ada kesuksesan tanpa kesungguhan?! Makanya, dijaman modern kayak gini orang-orang berilmu dipandang terhormat dan berharga(tentu nggak seribu dapet 3). Dan mereka itu nyediain waktu sungguh-sungguh untuk belajar. Nyari ilmu. Waktu tidur mereka dikurangi (ada lho yang sehari tidurnya cuman 4 jam. Tapi nggak kayak berberapa pemuda kampong yang cuman nge-jreng di pos ronda. Atau kayak berberapa pemuda kota yang kurang kerjaan nongkrong di café atau di klub malam). Hal-hal yang negative, kurang berguna, yang pengaruh buruknya lebih banyak dari pada mamfaatnya, mereka jauhi. Intinya memang. Kata ustadz zainudin MZ., adalah pengendarian diri. Pengendalian diri untuk tetap dan terus bersungguh-sungguh. Kalo kera sakti sun go kong aja bisa ngomong: “walau halangan-rintangan membentang, Tak jadi masalah Dan tak jadi beban pikiran”, Masa kita yang jelas-jelas manusia sakti nggak bisa seperti itu? Tentu bisa dong! Selama kita percaya pada allah, segala sesuatu pasti bisa tercapai, fren. Insya allah,


Dirham

Udah pernah liat uang dirham belom? Kalo kita mau jujur ampe kita nulis ini belom pernah liat langsung bentk uang dirham . Tapi, belum liat berarti nggak tau sama sekali khan? Uang dirham adalah uang yang dipake di arab Saudi sono. Dirham bisa terbuat dari perak, juga bisa dari tembaga. Tentu saja, seperti kamu tahu, yang perak lebih berharga daripada yang dari tembaga Lalu, apa maksudnya dirham sebagai cara ndapetin ilmu?? Ya, itulah kenyataannya. Untuk mendapatkan ilmu, kita butuh uang atawa modal. Nggak berarti kamu harus punya uang banyak untuk ndapetin ilmu yang banyak pula. Atau yang modalnya atau “dirham”nya paling banyak yang paling berpeluang ndapetin ilmu, juga nggak persis seperti itu. Maksudnya(sok serius nih tampangnya), orang nyari ilmu itu butuh “dirham” alias modal. Beli alat tulis, buku-buku bacaan, atau peralatan lain sesuai kebutuhan untuk mempelajari ilmu tersebut.
Sohiban sama guru
Pengen dapet ilmu??? Ya pinter-pinter dong pe-de-ka-te sama yang punya ilmu. Siapa tuh? Ya tentu aja para guru, para ustadz-ustadzah Sama seperti beli es jeruk yang dibungkus plastic. Walaupun yang kita incer untuk diminum adaah es jeruknya, tapi kita kan minumnya dengan megang erat-erat plastiknya (biar lebih “ngeh”, langsung aja beli. Ntar guea dikasih ya). Mirip dengan itulah. Biar bisa nyerap ilmu dengan baik, ya kita harus berhubungan erat bin akrab dengan para guru yang menguasai ilmu tersebut.


Waktu ‘yang lama’

Pingin jadi ahlinya harus siap nyediain waktu untuk bener-bener mempelajari ilmu yang pengin dikuasai tersebut. Kalo david beckam aja rela belajar en latihan terus menerus dari sejak kecil untuk nendang bola, masa’ kamu kalah? Kamu khan cakep (coba aja tanyak sama ayah dan ibunda), pinter, rajin, beriman pula(nah, ini yang paling utama). Potensi tersebunyimu itu T-O-P B-G-T deh! Tinggal mau diasah nggak semua “senjata rahasia” yang dianugerahkan allah padamu? Kalo waktu yang bisa membuat hebat seperti abu baker, umar, utsman, ali;atau seperti B.J Habibie, Aa’ gym, kang Ary ginanjar, Utadzah Lutfiah Sunkar, UJ(Ustadz Jeffry), mbak neno warisman; tentu itu juga berlaku buat kita. Syaratnya: gunakan waktu sebaik-baiknya. Sukses emang nggak datang dengan tiba-tiba, apalagi kaya’ durian runtuh (sst… jangan minta durian runtuh nimpa kepalamu! Sakit tau!). so, waktu relative lama yang akan mebuat kita nggak hanya hafal. Tapi juga paham, plus menghayati kedasyatan ilmu karena kita sendiri mempraktekkannya langsung. Sampai ketika kita ngerasain nikmatnya ilmu, dengan mesra kita pun bilang,

“ilmu, I love you”

ini gue kutib dari buku "bikin belajar selezat coklat" (karya fatan fantastic ama denniz dinamiz) yang gue pake bwt bahan presentasi gue. oiya buat penulis bukunya "thanks berat iio, tanpa buku lo gua ga bkal kelar bikin tugas itu \(>o<)/"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar